Riyadh — Komisi Hak Asasi Manusia (Human Rights Commission/HRC) merayakan kelulusan angkatan pertama dari program “Spesialis Hak Asasi Manusia” dalam sebuah upacara resmi di kantor pusat HRC, Riyadh, pada Minggu (21 Juli 2025).
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, mitra program, serta para peserta lulusan yang telah menyelesaikan pelatihan intensif.
Dalam sambutannya, Presiden HRC Dr. Hala Al-Tuwaijri menyebut program ini sebagai tonggak penting dalam pengembangan kapasitas nasional dan profesional di bidang hak asasi manusia. Ia menegaskan bahwa program ini sejalan dengan mandat HRC dan standar internasional yang menempatkan pendidikan dan pelatihan sebagai instrumen utama dalam memajukan perlindungan hak asasi.
“Melalui program Spesialis Hak Asasi Manusia ini, Kerajaan Arab Saudi kembali menegaskan komitmennya terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk dalam bidang pendidikan berkualitas, keadilan, dan institusi yang kuat,” ujar Dr. Al-Tuwaijri.
Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari pimpinan kerajaan terhadap segala upaya peningkatan dan perlindungan hak asasi manusia. Selain itu, ia memuji semangat dan dedikasi para peserta yang kini dinilai siap berkontribusi di level nasional maupun internasional sebagai calon pemimpin masa depan di bidang HAM.
Program ini terlaksana berkat kerja sama antara HRC, United Nations Institute for Training and Research (UNITAR), Universitas Majmaah, serta sebuah pusat pelatihan spesialis.
Dr. Amal Al-Habdan, Ketua Komite Teknis program sekaligus anggota dewan HRC, menyampaikan bahwa program ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan pengalaman yang transformatif.
“Ini adalah perjalanan pembelajaran yang mendalam dan penuh ketekunan, dirancang bersama pakar lokal dan internasional di bidang pengembangan dan pelatihan hak asasi manusia,” jelasnya.
Sementara itu, Alex Mejia selaku Direktur Pengembangan Sosial dan Kemanusiaan UNITAR menambahkan bahwa program ini berhasil menjembatani antara teori dan praktik, antara hukum dan pengalaman hidup, serta antara pengetahuan dan kepemimpinan.
Ia menilai edisi perdana ini sebagai model pendidikan inovatif yang menggabungkan prioritas global dan lokal dalam perlindungan HAM, sekaligus menghargai identitas budaya dan konteks spesifik Saudi.
Diluncurkan pada November 2024, program “Spesialis Hak Asasi Manusia” bertujuan untuk mencetak konsultan dan pakar nasional di berbagai sektor HAM. Program ini dirancang sebagai pelatihan menyeluruh dengan menggabungkan keahlian lokal dan praktik terbaik internasional.
