PT. Alzam Amanah Baitullah
alzamtour.com

Saudi Perketat Standar Istithaah Haji 2026: Jemaah Tak Layak Fisik Bisa Dipulangkan

Pemerintah Arab Saudi menegaskan komitmennya untuk meningkatkan standar kesehatan bagi calon jamaah haji. Mulai musim Haji 2026 (1447 H), jemaah yang dinilai tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan bahkan berpotensi dipulangkan langsung dari terminal kedatangan di Arab Saudi.

Menteri Haji dan Umrah Indonesia, Mochammad Irfan Yusuf, mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers di Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (8/10).

“Ada pernyataan langsung dari Pemerintah Saudi: nanti akan dilakukan pemeriksaan acak di terminal kedatangan. Jika ditemukan jemaah yang tidak layak fisik, maka akan dikembalikan,” jelas Irfan.


Arab Saudi Tegaskan Pentingnya Istithaah Sebelum Keberangkatan

Langkah tegas ini merupakan bagian dari kebijakan baru pemerintah Arab Saudi yang menekankan bahwa haji bukan hanya soal administrasi, tapi juga kesiapan fisik dan mental.
Bagi calon jemaah yang lolos secara administratif namun gagal dalam uji kesehatan, risiko dipulangkan kini menjadi nyata.

Pemeriksaan akan difokuskan pada kemampuan fisik dasar, kondisi penyakit kronis, serta stabilitas kesehatan umum yang memungkinkan seseorang menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji secara mandiri dan aman.


Kemenhaj RI Siapkan Pengetatan Seleksi Istithaah

Menanggapi kebijakan tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Haji dan Umrah RI (Kemenhaj) berkomitmen untuk memperketat proses istithaah kesehatan bagi calon jamaah haji 2026.

“Ke depan, seleksi istithaah akan lebih ketat. Ini bukan formalitas, tapi tanggung jawab moral dan hukum pemerintah untuk memastikan jamaah mampu beribadah dengan sempurna,” tegas Irfan Yusuf.

Istithaah, menurutnya, bukan sekadar hasil tes kesehatan, tetapi pengukuran kemampuan fisik dan mental secara menyeluruh.
Pemerintah ingin memastikan seluruh jamaah berangkat dalam kondisi sehat agar bisa menunaikan ibadah dengan khusyuk dan tanpa hambatan.


Masukan Langsung dari Pemerintah Saudi

Pengetatan ini tidak terlepas dari evaluasi bersama antara Indonesia dan Arab Saudi.
Pihak Saudi disebut memberikan masukan karena masih ditemukan jamaah asal Indonesia yang diberangkatkan meskipun tidak memenuhi kriteria kesehatan.

“Tahun ini kita menerima kritik dari Pemerintah Saudi, kenapa masih banyak jamaah yang secara medis tidak istithaah tapi tetap diberangkatkan,” kata Irfan.

Sebagai tindak lanjut, Kemenhaj akan melakukan pembenahan sistem pemeriksaan kesehatan mulai dari tingkat daerah, validasi hasil medis, hingga tahap akhir sebelum keberangkatan. Semua data kesehatan akan diverifikasi secara berlapis agar tidak ada jamaah yang lolos tanpa memenuhi syarat.


Fokus: Jamaah Sehat, Ibadah Lancar

Pemerintah menegaskan, kebijakan ini bukan untuk membatasi jumlah jamaah, melainkan melindungi keselamatan dan kelancaran ibadah.
Jamaah yang berangkat dalam kondisi tidak sehat seringkali menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan ibadah, bahkan ada yang meninggal dunia di Tanah Suci.

“Langkah ini diambil agar tidak ada jamaah yang sakit saat menjalankan ibadah akibat kondisi fisik yang tidak memadai,” ujar Irfan.

Karena itu, calon jamaah diimbau untuk menjaga kondisi tubuh sejak jauh-jauh hari, melakukan pemeriksaan rutin, dan tidak menunda perawatan kesehatan agar tidak terganjal kebijakan baru Arab Saudi tersebut.


🕋 Kesimpulan

Kebijakan baru Arab Saudi menandai babak baru dalam standarisasi kesehatan jamaah haji internasional. Pemerintah Indonesia kini dihadapkan pada tantangan memperketat istithaah secara nasional agar setiap jamaah yang berangkat benar-benar siap secara fisik dan mental.

Dengan sinergi antara Kemenhaj, Kemenkes, dan otoritas Saudi, diharapkan penyelenggaraan Haji 2026 berjalan lebih aman, sehat, dan bermartabat.


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

wpChatIcon
wpChatIcon
Scroll to Top