JAKARTA — Calon jamaah haji diminta mulai memperhatikan kondisi kesehatannya sejak dini. Pemerintah Indonesia bersama Arab Saudi sepakat memperketat pemeriksaan istithaah kesehatan mulai penyelenggaraan haji tahun 2026 mendatang.
Kesepakatan itu tercapai dalam pertemuan antara Menteri Haji dan Umrah RI, Mochamad Irfan Yusuf, dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al-Rabiah, di Riyadh pada Minggu (19/10).
Dalam aturan baru ini, pemeriksaan acak akan dilakukan langsung di bandara, hotel, hingga area Masyair. Jamaah yang tidak memenuhi standar kesehatan bisa dipulangkan langsung dari Arab Saudi, sementara penyelenggara yang melanggar akan mendapat sanksi tegas.
🏥 Daftar Penyakit yang Tidak Memenuhi Istithaah Haji 2026
Mengacu pada data Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), terdapat 11 penyakit yang masuk kategori tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji, yaitu:
- Penyakit jantung koroner — berisiko memicu serangan mendadak di tengah ibadah.
- Hipertensi tidak terkontrol — tekanan darah tinggi yang tidak stabil bisa menyebabkan stroke.
- Diabetes mellitus tidak terkontrol — meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi berat.
- Penyakit paru kronis (COPD) — menyulitkan pernapasan di tengah aktivitas padat.
- Gagal ginjal — karena membutuhkan dialisis rutin yang sulit dilakukan selama haji.
- Gangguan mental berat — seperti skizofrenia atau bipolar yang belum stabil.
- Penyakit menular aktif — contohnya TBC dan hepatitis yang belum sembuh total.
- Kanker stadium lanjut — kondisi fisik sangat lemah dan butuh pengawasan medis ketat.
- Penyakit autoimun aktif — seperti lupus atau rheumatoid arthritis tidak terkontrol.
- Stroke berat — terutama bagi yang baru mengalami serangan.
- Epilepsi tidak terkontrol — berisiko kambuh saat berada di tengah kerumunan jamaah.
💪 Pemeriksaan Kesehatan Dimulai dari Tanah Air
Menteri Haji dan Umrah RI, Gus Irfan, menegaskan bahwa seluruh proses pemeriksaan kesehatan akan dimulai sejak dari Indonesia. Pemerintah ingin memastikan bahwa jamaah yang berangkat benar-benar siap secara fisik dan mental.
“Lebih baik tidak berangkat dari sini daripada sampai di Saudi lalu dipulangkan,” ujar Gus Irfan, Rabu (8/10).
Pemerintah juga mengimbau calon jamaah untuk rutin memeriksa kesehatan, menjaga kebugaran, dan melengkapi vaksinasi wajib.
Dengan kebijakan baru ini, diharapkan pelaksanaan ibadah haji 2026 menjadi lebih aman, tertib, dan efisien — hanya diikuti oleh jamaah yang memenuhi istithaah kesehatan secara penuh.



