Teheran, 22 Juni 2025 – Komisi Pengawas Nuklir dan Radiologi Arab Saudi (NRRC) bersama Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memastikan bahwa tidak ada jejak radiasi terdeteksi di wilayah Arab Saudi maupun Teluk pasca-serangan udara Amerika Serikat ke beberapa fasilitas nuklir Iran.
Pernyataan ini dirilis beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangan udara terhadap tiga lokasi nuklir utama di Iran, termasuk fasilitas Fordo, Natanz, dan Esfahan.
“Lingkungan di Kerajaan Arab Saudi dan kawasan Teluk tetap aman. Tidak ditemukan adanya kontaminasi radiasi akibat serangan ini,” demikian pernyataan resmi otoritas Saudi.
Konfirmasi dari IAEA dan Iran
IAEA turut mengonfirmasi bahwa belum ada peningkatan level radiasi yang terdeteksi di luar lokasi (off-site).
“Kami akan memberikan pembaruan lebih lanjut seiring bertambahnya informasi dari Iran,” tulis IAEA melalui akun resminya di X (sebelumnya Twitter).
Pihak otoritas Iran juga menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya kontaminasi radioaktif, dan tidak ada ancaman bagi warga yang tinggal di sekitar lokasi terdampak.
Eskalasi Konflik Regional
Kepastian dari lembaga pengawas nuklir ini muncul di tengah kekhawatiran regional yang tinggi setelah AS mengklaim sukses besar dalam menghantam fasilitas nuklir Iran.
Eskalasi ketegangan ini bermula sejak 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi ke wilayah Iran. Iran kemudian merespons dengan puluhan rudal ke kota-kota Israel.
Korban jiwa dari konflik ini semakin meningkat:
- Israel: Sedikitnya 25 orang tewas, ratusan luka-luka
- Iran: Kementerian Kesehatan mencatat 430 orang tewas, lebih dari 3.500 terluka
IAEA Akan Terus Pantau Situasi
IAEA menyatakan akan tetap berkoordinasi dengan otoritas Iran dan memantau situasi secara intensif. Sejauh ini, tidak ada indikasi dampak nuklir lintas batas akibat serangan tersebut.



