Riyadh — Otoritas Makanan dan Obat Arab Saudi (Saudi Food and Drug Authority/SFDA) mengumumkan bahwa mulai 1 Juli 2025, seluruh pelaku usaha makanan wajib mencantumkan informasi gizi secara rinci pada menu makanan dan minuman mereka, baik di tempat fisik maupun platform daring.
Kebijakan ini merupakan bagian dari regulasi teknis terbaru SFDA yang bertujuan meningkatkan transparansi makanan dan kesadaran gizi masyarakat, sekaligus mendorong gaya hidup sehat berbasis informasi.
Apa yang Harus Dicantumkan di Menu Makanan?
Mulai Juli, setiap restoran, kafe, dan layanan pesan antar makanan di Arab Saudi harus menyertakan:
- Label “shaker garam” di sebelah makanan dengan kandungan natrium tinggi
- Informasi kadar kafein pada semua minuman
- Estimasi waktu aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk membakar kalori dari suatu hidangan
Kewajiban ini berlaku untuk semua bentuk menu, termasuk menu cetak, papan menu digital, aplikasi pemesanan makanan, dan situs web restoran.
Tujuan dan Dampak Kebijakan Baru SFDA
Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen Arab Saudi dalam:
- Mengurangi konsumsi garam dan kafein berlebih
- Mendorong masyarakat membuat keputusan konsumsi yang bijak dan sehat
- Memerangi penyakit tidak menular, seperti hipertensi, jantung, dan obesitas
Menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):
- Asupan natrium tidak boleh melebihi 5 gram garam per hari (sekitar satu sendok teh)
- Asupan kafein maksimum untuk orang dewasa adalah 400 mg per hari, dan 200 mg untuk ibu hamil
Fasilitas Pendukung dari SFDA
Untuk membantu pelaku usaha dan konsumen, SFDA menyediakan berbagai fasilitas daring:
- Kalkulator Kafein untuk menghitung total asupan harian:
👉 Caffeine Calculator SFDA - Dokumen regulasi resmi dapat diakses dan dibeli di toko daring SFDA “Mwasfah”:
👉 mwasfah.sfda.gov.sa - Untuk pertanyaan teknis atau dukungan, masyarakat dapat menghubungi nomor layanan SFDA di 19999.
Kesimpulan: Konsumen Lebih Cerdas, Industri Kuliner Lebih Bertanggung Jawab
Dengan penerapan aturan baru ini, SFDA tidak hanya ingin memberikan perlindungan konsumen, tetapi juga mendorong transformasi industri kuliner di Arab Saudi menjadi lebih transparan, sehat, dan edukatif. Konsumen kini dapat mengetahui secara langsung apa yang mereka konsumsi, berapa kandungan gizinya, dan apa dampaknya terhadap tubuh mereka.



